13 July 2010

Salam Awal Muharam 1432H


SALAM MA'AL HIJRAH BUAT SEMUA TEMAN-TEMANKU SEKALIAN
MAY ALLAH BLESS US HERE & HEREAFTER
Sincerely from;
ASYIKIN ABDUL RAZAK
HADAS NUSANTARA BELAH TIMUR

12 July 2010

Discover the 90/10 Principle; Stephen Covey

Discover the 90/10 Principle
It will change your life (at least the way you react to situations).

What is this principle? 10% of life is made up of what happens to you. 90% of life is decided by how you react.

What does this mean? We really have no control over 10% what happens to us. We cannot stop the car from breaking down. The plane will be late arriving, which throws our whole schedule off. A driver may cut us off in traffic.

We have no control over this 10%. The other 90% is different. You determine the other 90%.
How?...By your reaction.

You cannot control a red light. But you can control your reaction. Don’t let people fool you; YOU can control how you react.

Let’s use an example.

You are eating breakfast with your family. Your daughter knocks over a cup of coffee onto your business shirt. You have no control over what just happened.

What happens next will be determined by how you react.

You curse.

You harshly scold your daughter for knocking the cup over. She breaks down in tears. After scolding her, you turn to your spouse and criticize her for placing the cup too close to the edge of the table. A short verbal battle follows. You storm upstairs and change your shirt. Back downstairs, you find your daughter has been too busy crying to finish breakfast and get ready for school. She misses the bus.

Your spouse must leave immediately for work. You rush to the car and drive your daughter to the school. Because you are late, you drive 40 miles an hour in a 30 mph speed limit.

After a 15-minute delay and throwing $60 traffic fine away, you arrive at school. Your daughter runs into the building without saying goodbye. After arriving at the office 20 minute late, you find you forgot your briefcase. Your day has started terrible. As it continues, it seems to get worse and worse. You look forward to coming home.

When you arrive home, you find small wedge in your relationship with your spouse and daughter.

Why?...Because of how you react in the morning.

Why did you have a bad day?
(A) Did the coffee cause it?
(B) Did your daughter cause it?
(C) Did the policemen cause it?
(D) Did you cause it?

The answer is “D”

You have no control over what happened with the coffee. How you react in those 5 seconds is what caused your bad day.

Here is what could have and should have happened.

Coffee splashes over you. Your daughter is about to cry. You gently say, “Its ok honey, you just need to be more careful next time”. Grabbing a towel you rush upstairs. After grabbing a new shirt and your briefcase, you come back down in time to look through the window and see your child getting on the bus. She turns and waves .You arrive 5 minutes early and cheerfully great the staff. Your boss comments on how good the day you are having.

Notice the different?

Why?

Because of how you REACTED.

You really do not have any control over 10% of what happens. The other 90% was determined by your reaction.

Here are some ways to apply the 90/10 principle. If someone says something negative about you, don’t be a sponge. Let the attack roll off like water on glass. You don’t have to let the negative comment affect you!

React properly and it will not ruin your day. A wrong reaction could result in losing a friend, being fired, getting stressed out, etc.

Remember the 90/10 principle, and do not worry about it.

You are told you lost your job.

Why lose sleep and get irritated? It will work out. Use your worrying energy and time into finding another job.

The plane is late; it is going to mangle your schedule for the day. Why take outpour frustration on the flight attendant? She has no control over what is going on.

Use your time to study, get to know the other passenger. Why get stressed out? It will just make things worse.

Now you know the 90/10 principle. Apply it and you will be amazed at the result. You will lose nothing if you try it.

Millions if people are suffering from undeserved stress, trials, problems and headache. We all must understand and apply the 90/10 principle.

It can change your life. Enjoy.

From Stephen Covey, the author of;

06 July 2010

Berilmu Tetapi Sombong


Berilmu Tetapi Sombong
Kenapa ikut resmi lalang…sombongnya kita?

Begitu sukar sekali untuk saya meneruskan penulisan berkenaan hal ini. Berfikir dan berfikir, layakkah saya. Kerna saya khuatir mampukah saya. Atau saya dua kali lima, lima kali dua. Atau saya dikategori masih belum teruji lagi dengan ujian ini. Saya merenung, setidak-tidaknya tulisan ini mampu mengingatkan saya, memuhasabahkan diri dan kalian yang sudi bertandang dan membaca.

Di saat saya bersekolah rendah di SK Padang Pohon Tanjong suatu ketika dahulu, saya selalu membaca pada satu kalimah yang ditulis ditangga sekolah. Disebabkan tangga itulah yang saya guna setiap hari untuk menuju ke kelas saya ditingkat atas, maka berhari-harilah selama setahun saya membaca kalimah itu.


“Ikutlah resmi padi jangan ikut resmi lalang”. Ikut resmi padi semakin berisi semakin tunduk, ikut resmi lalang semakin berisi semakin meninggi.

Pada saat dan ketika itu, saya akui saya jahil. Saya tidak mengerti akan peribahasa itu. Setelah 12 tahun berlalu…saya semakin memahami maksud resmi itu. Bila mana kita belajar daripada kehidupan, maka Allah tunjukkan kepada kita ibrah atau pengajaran daripada kehidupan.

Begitu mendalam peribahasa itu. Mengingatkan kita supaya tidak sombong dengan ilmu, pangkat dan harta yang kita punyai. "Bawa resmi padi, makin berisi makin tunduk" ialah makin banyak ilmu atau makin tinggi pangkat makin merendah diri. Bandingan buah padi, makin berisi makin rendah; jangan seperti lalang, makin lama makin tinggi.

Apalah gunanya ilmu, pangkat, harta yang sementara itu sehingga membuatkan kita meninggi diri.

Saya tergerak hati untuk mengisahkan sesuatu di sini kerna dalam lembaran kehidupan seharian kita, kita akan berhadapan dengan pelbagai jenis ragam manusia, sehingga membuatkan saya gerun, bimbang seandainya terjerumus sama jika berada di kedudukan yang sama. “Nauzubillah Ya Allah, minta dijauhkan sifat terkutuk itu sehinggalah aku bertemu-Mu dengan aman.”

Imam Al-Ghazali pernah berkata, mereka yang bersifat ego tidak segan silu menghina orang lain sama ada di depan khalayak atau belakang serta menolak kebenaran dan nasihat baik yang diajukan kepada dirinya.

Sepatutnya ilmu itu membuatkan diri kita semakin dekat dengan Allah, tetapi malangnya tidak…ilmu yang ada kadangkala membuatkan seseorang itu sombong dengan ketinggian ilmu yang dia ada.

Punya ilmu yang tinggi menggunung, tapi ego, sombong, pemarah, memperlekehkan orang bawahan, mengutuk orang sesuka hati, sentiasa fikir semua yang dilakukannya betul dan orang lain sentiasa salah dan lemah. Bangga diri dengan kedudukannya, pengetahuannya dan pangkatnya.

Begitu bermegah dengan ‘title’ yang diperolehi…Prof…Dr…Ir…Ar…Itu dunia semata-mata. Sombong dengan kejayaan dan pencapaian yang telah tercapai dalam kehidupan…Na’uzubilla.

Jangan kita ingat kejayaan atau pencapaian kita sehingga ke hari ini atau ke tahap ini adalah hasil usaha kita semata-mata. Kadang-kadang kita tidak usaha pun, tapi Allah itu Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, masih memberi apa yang kita impikan.

Begitu susah di alam semester ini untuk kita mencari orang yang seumpama padi, semakin berisi semakin menunduk. Banyak yang kita jumpa manusia seumpama lalang, semakin berisi semakin meninggi, bongkak dan sombong.

Sebab itulah, di alam sekeliling kita hakikatnya banyak lalang daripada padi!

Bangga dengan kejayaan sendiri, meremehkan orang lain yang dianggap kurang berjaya berbanding kita…apa hak kita?

Semuanya ini hanya mampu dikawal dengan sifat rendah diri (tawaduk) dalam hatinya. Hakikatnya seseorang yang punya ilmu tidak mudah dapat mengawal hatinya daripada dihinggapi perasaan ego.

Allah juga mencela sifat ego seperti dalam firmannya dalam Surah An-Nahl ayat 23 yang bermaksud: “Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang sombong”.

Mereka yang kurang bernasib baik...

Saya selalu berfikir apakah nasib anak-anak seagama kita yang kurang bernasib baik yang lahir dari keluarga miskin. Keluarga yang kurang bernasib baik yang sememangnya menyukarkan si anak untuk menyambung pengajian ke peringkat yang lebih tinggi kerna ketidakmampuan ibu bapa untuk menanggung perbelanjaan pengajian walaupun pada hakikatnya anak itu adalah anak yang punya otak yang pikat dan pintar.

Saya selalu berfikir bila mana saya melalui kawasan-kawasan pembinaan, lantas saya melihat kepada orang-orang yang sanggup berpanas hujan mencari wang ringgit untuk menanggung keluarga berkerja sebagai buruh binaan.

Selalu terlintas di hati saya, mungkin dia seorang yang pintar, tapi mungkin kurang bernasib baik, tidak mampu menyambung pengajian…lantas hanya mampu menjadi buruh.

‘Jangan kita memandang buruk pada seseorang, mungkin ia lebih baik daripada kita dan lebih baik amalnya’-hadis.

Kita berdoa…

Saya berdoa, kita berdoa…agar bilamana kita dikurniakan kejayaan, kejayaan itu tidak membuatkan kita lalai dan bongkak…bahkan kejayaan itu membuatkan kita menjadi orang yang lebih bersyukur dan lebih bermurah hati untuk menghulurkan pertolongan kepada orang yang kurang bernasib baik.

Kejayaan , kekayaan, kesenangan yang diperolehi seseorang bukan hanya untuk dinikmati oleh orang itu semata-mata…semakin banyak ilmu semakin banyak tanggungjawab yang perlu kita laksanakan.

Kejayaan yang Allah beri ini bukan FREE…!


Di sana ada tanggungjawab dan bebanan yang harus dipikul…

Allah itu Maha Adil…Allah tidak menjadikan kesusahan atau kemiskinan melainkan sebagai ujian
Allah juga tidak jadikan kesenangan dan kejayaan itu melainkan sebagai ujian. Setiap hambaNya memikul amanah sebagai Khalifah Allah mengikut kemampuan yang ada.

Semoga setiap ilmu yang dtuntut itu akan lebih mendekatkan diri kepada Allah, menjadikan kita orang yang lebih bersyukur, tawadhu’, dan mengerti akan amanah yang perlu dipikul seumpama padi yang menunduk diri.



Cedok air dengan baldi,
Cedok nasi dengan senduk;
Baik dibawa resmi padi,
Semakin berisi semakin tunduk.

04 July 2010

Selamat Mendaftarkan Diri

Selamat Mendaftarkan Diri

SEKALUNG tahniah saya ucapkan kepada mahasiswa dan mahasiswi yang baru menjejakkan kaki dan mendaftarkan diri untuk memulakan pengajian di institusi pengajian tinggi awam (IPTA) dan swasta (IPTS), pada sesi pengajian Julai 2010.

Selamat memulakan sesi pengajian yang baru. Mudah-mudahan ilmu yang telah dituntut yang lepas-lepas jangan ditinggalkan. Berbekalkan pengalaman hidup yang lalu, mencuba untuk mengorak langkah dengan lebih jauh tetapi dengan berhati-hati. Kerna cabaran di sana tidak mampu untuk diremehkan.

Kegembiraan ini harus dikongsi bersama. Kesyukuran atas nikmatNya harus diterjemahkan dengan keazaman untuk lakukan yang terbaik. Kalau bukan kerna DIA kita takkan sampai ke tahap ini.

Kejayaan itu hendaklah dibuktikan dengan semangat untuk belajar bersungguh-sungguh demi agama, bangsa dan negara. Sedia difahami bahawa kejayaan yang bakal dikecapi tidak akan datang bergolek begitu sahaja tanpa disertai usaha dan komitmen yang jitu.
Perjuangan Menuntut Ilmu

Berusaha untuk mendapat yang terbaik, InsyaAllah akan diberikan yang terbaik oleh Ilahi. Memohon diberikan ilmu yang berkat, mudah-mudahan mendapat kejayaan yang berkat. Golongan terpilih tidak harus mensia-siakan peluang yang ada.

Tidak semua orang berpeluang untuk melanjutkan pengajian. Kejayaan ini bukan milik kita seorang, tapi milik bersama. Kejayaan ini harus dibayar. Kita diamanahkan untuk belajar, menuntut ilmu dan menterjemahkan ilmu itu dalam pekerjaan yang bakal kita laksanakan. Pekerjaan untuk menyumbangkan sesuatu dan kembali kepada masyarakat yang memerlukan kita.

Amanah pada ilmu, amanah pada pekerjaan, pasti tidak ada yang terjebak dengan jenayah kolar putih seperti rasuah, penipuan dan pecah amanah. Jenayah kolar putih amat membimbangkan dikalangan mereka yang lupa diri dan tidak kenal erti syukur.

Malahan jika diperhalusi, menuntut ilmu adalah perjuangan untuk menaikkan kembali maruah dan ketinggian Islam melalui peradaban dan ketamadunan ilmu yang dikuasai oleh umatnya.

Peluang mendapat tempat di universiti perlu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh mahasiswa agar menjadi insan yang bermanfaat kepada ummah. Segulung ijazah bukan sebagai simbol untuk mendabik dada dan menyombong diri sehingga berasa dialah yang terbaik daripada segala-galanya. Segulung ijazah hanyalah semata-mata segulung kertas. Tetapi yang tiada nilai taranya adalah ilmu dan pergorbanan yang kita titipkan. Wallahu'allam.

~Selamat menyediakan minda sebagai pelajar IPT dan bersikap dewasa sesuai dengan status MAHASISWA~

01 July 2010

Hospital Jadi Tempat Lepas Gian

Hospital jadi sarang penagih

KUANTAN - Umum mengetahui bahawa kawasan hospital kini merupakan kawasan larangan merokok, namun suatu yang mengejutkan apabila didapati Hospital Tengku Ampuan Afzan (HTAA) di sini didapati menjadi tempat penagih dadah melepaskan gian. itu dikesan berlaku di kawasan taman dikelilingi blok bangunan yang menempatkan wad pesakit dan sedikit terlindung daripada pandangan orang ramai serta tidak diterangi lampu pada waktu malam.

Apa yang menghairankan, pengawal keselamatan yang bertugas di kawasan hospital itu langsung tidak menyedari kewujudan kegiatan penagihan dadah di HTAA pada setiap malam. Bertindak atas maklumat beberapa pelawat, pihak Agensi Antidadah Kebangsaan (AADK) Daerah Kuantan melakukan operasi khas menggempur sarang penagih di hospital tersebut pukul 12 malam kelmarin.


Saya pernah berpraktikal di Klinik Psikiatri, HTAA pada semester lepas. Memang benar di situ juga ditempatkan Klinik Gantian Terapi Methadone bangunan yang sama dengan Klinik Psikiatri. Posting seminggu di situ, sempat saya menjengok klinik tersebut dan belajar sedikit sebanyak daripada MA (Medical Assistant) di situ.
Saya merasakan kepelikan dengan kewujudan klinik tersebut kerna ia menyumbangkan dadah percuma kepada penagih dadah dalam bentuk cecair iaitu methadone. Banyak persoalan yang terlintas di fikiran saya.

Menurut salah seorang MA, apabila ditanya, kaedah ini dicedok daripada barat (lagi-lagi barat). Apa ‘reason’nya? Untuk membantu para penagih tegar mendapatkan stok dan mengelak mereka daripada gian untuk mendapatkan dadah dalam bentuk yang lain di luar sana.

Penagih yang mendapat rawatan di sini akan sentiasa di’follow up’ agar mereka tidak lagi mengambil dadah di luar sana. Mereka perlu datang ke klinik ini pada setiap hari unuk mendapatkan methadone biasanya sebelum mereka pergi bekerja.

Disamping itu, di sini juga disediakan khidmat kaunseling untuk mereka yang dikendalikan oleh seorang kaunselor yang dikhaskan di sini. Saya sempat bersama kaunselor tersebut berkongsi idea dan bersama-sama beliau dalam sesi kaunseling bersama seorang penagih dadah.

Apa yang menjadi persoalan saya yang tak terjawab sehingga hari ini. Sejauhmanakah keberkesanan kaedah ini untuk membantu para penagih? Sembuh ke penagih tu. ..berkurang ke gian mereka?.
Saya dimaklumkan juga bahwa kerajaan telah membelanjakan wang yang banyak untuk kaedah rawatan ini termasuk ujian air kencing yang perlu dilakukan kepada mereka. Saya diberitahu, bahwa ujian air kencing ini pun memakan kos yang banyak lebih-lebih lagi ia dapat ‘detect’ secara specific jenis dadah yang diambil oleh mereka. Sedangkan mereka tidak perlu mengeluarkan apa-apa bayaran.

Lagi memeritkan para staff disini, seandainya mereka enggan memberi extra dadah kepada mereka @ tidak melayan mereka dengan baik, biasanya adalah kereta yang tercalar selepas itu. Wallahuallam, saya tidak pasti kesahihan tapi itulah yang saya pernah diberitahu.

Apa yang berlaku sebagaiman di atas, hospital sebagai tempat menagih, saya tidak pelik lansung. Adakah pihak kementerian kesihatan tersalah langkah dengan memperkenalkan kaedah pemberian methadone secara percuma? Kerajaan telah berhabis duit, sedangkan mereka still dengan tabiat dan gian mereka. Itulah kalau semuanya kita nak cedok dari barat!!!

Apa pun tahniah kepada PENGASIH…kerna membantu ramai penagih tegar kembali kepada fitrah, kembali kepada Allah. Itulah kaedah yang terbaik. Tak perlu berhabis duit tak tentu kalu!

Orang kuat PENGASIH

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails